Cara Menghilangkan Racun dalam Darah (Detoksifikasi )

Posted by Unknown Sep 11, 2013 0 komentar
Apapun yang kita makan dan minum, khususnya obat farmasi bila sulit diproses,lama kelamaan akan menjadi racun dalam darah. Dampaknya pun cukup hebat, bisa merusak organ penting di dalam tubuh.

Namun, para medis sudah siap mengantispasi hal tersebut. Untuk membuang racun dalam tubuh atau yang dikenal dengan detoksifikasi, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Dari yang sifatnya modern hingga alami. Tujuan dari detoksifikasi adalah untuk mengembalikan fungsi pembuluh darah, sebagai pembawa oksigen dan zat-zat lainnya yang dibutuhkan organ di dalam tubuh, sehingga organ tersebut bisa berfungsi kembali sebagaimana adanya setelah terhambat penyalurannya.

Biasanya setelah racun itu dibuang, tubuh akan menjadi lebih segar dan terasa relaks. Bahkan, dalam beberapa kasus penglihatan menjadi lebih terang dan gairah untuk hidup menjadi lebih tinggi.

Beberapa metode detoksifikasi berikut ini
Detoksifikasi Cepat (Ultra Rapid Opiat Detoxification)
Metode ini cocok digunakan bagi mereka yang kencanduan heroin, vicodin, methadone,codein, dilaudid, morfin. dan oxycontin. Penggunaan metode ini pun dapat dilakukan pada saat mereka dalam keadaan ketagihan atau sakau. Teknik ini harus dilakukan di rumah sakit, di bawah pengawasan ahli anestesi. Sesudah pemeriksaan psikologis dan medis komprehensif, pecandu dirawat di ICU selama 24-36 jam, yang mencakup 6 jam pengobatan pratindakan dengan diberi solbutamol, klonidin, diazepam, ranitidin, omeperazol, vitamin C, oktreotid, dan ondansetron.

Anestesi dimulai dengan pemberian midazolam dan profol lewat vena (intra vena). Naltrekson,klonidin, oktreotid diberikan selama anestesi yang berlangsung 3,5-5 jam, bergantung pada berat ringannya gejala putus obat yang timbul akibat pemberian naltrekson. Bila perlu, obat analgetik dan sedatif diberikan sesudah anestesia dihentikan. Esok harinya pasien bisa pulang dan dimulai terapi naltrekson oral selama 10-12 bulan. Harga naltrekson sekitar Rp 40 ribu per tabel.

Efek samping detoksifikasi ini meliputi badan lemas, mengantuk, menggigil, merinding, mual,muntah, diare, nyeri perut, mialgia, insomnia, dan perasaan tidak enak. Pada kebanyakan pasien, gejala-gejala ini hilang dalam beberapa hari, tanpa perlu obat. Hanya 31,8 persen kasus yang perlu terapi simptomatik.

Pada hari pertama pasca detoksifikasi craving score (keinginan untuk mengonsumsi opiat) telah menurun sampai rata-rata 50 persen dan menjadi nol sesudah 10 bulan. Problema utama adalah rendahnya kepatuhan pasien untuk minum naltrekson. Hanya 40 persen pasien yang menyelesaikan terapi. Ini bisa diatasi dengan pemakaian naltrekson implan. Biaya terapi ini sekitar Rp 13 juta-Rp20 juta.

Metode Alami, metode ini baik dilakukan bila pencandu sudah selesai menjalani tahap rehabiltias. Juga baik bagi bukan pencandu, yang ingin menguras racun-racun kimia yang sudah terkumpul dalam tubuhnya.

Menurut Dr. Elson Haas, MD, direktur Preventive Medical Center of Marin di San Rafael,California dan penulis buku The Detox Diet (Celestial Arts, 1996), juga menurut Andrew Weil,  MD, praktisi pengobatan spiritual-alternatif dan pengarang Spontaneous Healing (Fawcett Columbine, 1995), tubuh kita sebenarnya secara alami melakukan proses membuang dan menetralisasi racun (proses detoksifikasi) lewat pengeluaran urin, pernapasan, tinja, dan keringat.

Empat organ utama yang terlibat yakni hati, ginjal, saluran pencernaan, dan kulit. Efek detoksifikasi antara lain sistem pencernaan akan lebih baik, kulit lebih bercahaya, sakitpunggung, persendian ataupun rasa sakit kronik lainnya akan hilang, dan vitalitas serta energi meningkat.

Detoksifikasi alami yang populer, antara lain asupan minum air putih sedikitnya delapan gelas sehari. Air membantu mengeluarkan racun lewat kulit, ginjal, juga keringat. Air melarutkan zat-zat kimia dalam darah, membersihkan darah, membantu pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Kekurangan air akan mengakibatkan darah lengket dan kental, menyumbat dan meracuni sistem di dalam tubuh. Air teh dan jus buah-buahan segar juga merupakan smber air yang baik.

Pola makan sehat, makanan berlemak, berperwarna, berpengawet dan berbahan kimia lain, akan meracuni tubuh. Mengonsumsi banyal sayur dan buah-buahan segar, serta mengurangi jenis makanan yang merugikan tubuh akan membantu proses detoksifikasi secara optimal. Buah-buahan, sayur-mayur, polong-polongan, dan makanan dengan sedikit pengolahan (beras merah, roti gandu, havermouth) berkadar serat tinggi yang membantu pengeluaran toksin dari tubuh. Jenis makanan ini juga tinggi karbohidrat, yang lebih mudah dicerna
dibanding protein dan lemak.

Konsumsi Antioksidan enzim antioksidan dalam tubuh akan memerangi radikal bebas. Jika jumlah radikal bebas telralu banyak, enzim tubuh memerlukan bantuan zat-zat antioksidan dari luar seperti vitamin A, C, dan E.

Antioksidan yang paling efektif terdapat dalam makanan utuh dan alami. Untuk memastikan kecukupan asupan antioksidan, konsumsilah sedikitnya lima porsi buah dan sayur tiap hari. Mengingat tingginya jumlah racun dan polutan yang telah mencemari lingkungan, kita perlu mengandalkan perlindungan dari makanan tambahan berupa suplemen. Suplemen vitamin dan mineral berperan penting dalam membantu tubuh menghancurkan dan mengeluarkan unsur-unsur kima beracun.

Andrew Weil, MD, menganjurkan komposisi dan jumlah berikut:
a.. Pagi hari: 1.000-2.000 mg vitamin C dan 25.000 betakaroten alami
b.. Siang hari: 400-600 IU vitamin E alami dan 200-300 mcgr selenium
c.. Malam hari: 1.000-2.000 mg vitamin C
d.. Sebelum tidur: 1.000-2000 mg vitamin C

Olahraga, pijat, perawatan kulit, yang dilakukan secara rutin dapat membantu proses pengeluaran racun melalui keringat. Selain memacu keringat, olahraga juga meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang sisitem limpa. Juga bermanfaat untuk menurunkan stres serta menstabilkan emosi.

Pijat dapat memperlancar sirkulasi darah, membuat rileks dan melepaskan sres. Menyikat kulit dalam keadaan kering sebelum mandi membantu membersihkan toksin dari pori-pori, juga merupakan stimulasi yang baik untuk sistem limpa dan sirkulasi. Cara ini juga melepaskan sel-sel kulit mati, sehingga kulit kelihatan lebih cerah. Sauna merupakan metode detoks yang efektif karena membantu proses penyembuhan, menghilangkan demam, memacu keringat. Juga meningkatkan metabolisme dan aktivitas organ-organ vital serta kelenjar-kelenjar tubuh.

Puasa, butuh energi untuk mencerna makanan berlemak, juga membuangnya dari dalam tubuh. Itu sebabnya kita sering lelah dan mengantuk setelah makan. Para ahli berpendapat, berpuasa dengan jus adalah cara terbaik dan teraman untuk detoks. Cara ini memberikan asupan nutrisi penting dalam jumlah cukup, tanpa membebani sistem pencernaan.

Dr. Haas menganjurkan berpuasa dengan jus dalam jangka pendek (2-3 hari) dengan langkah-langkah berikut, sedikitnya tiga hari sebelum puasa, asuplah makanan bergizi yang mudah dicerna. Hindari alkohol, kafein, dan gula. Untuk membersihkan tubuh, minumlah 10- 15 gelas air puti, jus buah serta jus sayuran setiap hari. Tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral, saat puasa.

Saat tubuh mulai mengeluarkan racun, Anda akan merasa pusing, lelah dan pening. Ini tergantung dari jumlah racun yang terdapat dalam tubuh. Beberapa orang tidak merasakan apa-apa. Anda akan merasa lapar, jadi cobalah tidak memikirkannya. Lakukan aktivitas lain, seperti berjalan-jalan, tidur, membaca buku, menulis surat, dan lainnya untuk mengalihkan prhatian.

Menggunakan laksatif alami seperti lidah buaya, atau serbuk Psyllium pada saat berpuasa membantu proses eliminasi racun-racun dari dalam tubuh secara lebih efektif. Akhiri masa puasa (berbuka) secara bertahap. Di hari pertama makan hanya sayuran rebus. Hari kedua, makanlah nasi merah. Anda akan merasa sangat lapar, tetapi jangan makan terlalu banyak. Hari ketiga saat puasa usai, Anda akan merasa ringan, bersih, dan sehat.

Baca Selengkapnya ....

Parasetamol Dapat Merusak Paru-Paru

Posted by Unknown Sep 10, 2013 0 komentar
Parasetamol memang sangat manjur untuk menghilangkan rasa sakit kepala,pusing atau demam. Tapi, dibalik keampuhannya tersebut, ternyata menyimpan bahaya yang cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru. Hampir setiap obat sakit kepala dan demam yang dijual secara bebas pasti mengandung
parasetamol, hanya saja kadarnya yang berbeda. Memang diakui, parasetamol terbukti sangat efektif untuk menghilang rasa nyeri dalam waktu singkat.

Meski demikian, jangan gunakan obat ini secara rutin. Apalagi bagi penderita penyakit asma dan penyakit paru obstruktif menahun atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Karena, bila obat ini digunakan setiap hari, dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru. Hasil ini berdasarkan data survei yang dikumpulkan oleh 'Third National Health and Nutrition Examination Survey' dari tahun 1988-1994 pada sekitar 13.500 orang dewasa di Amerika Serikat. Mereka semua memberikan informasi akan obat yang dipakai yaitu Aspirin Parasetamol dan Ibuprofen.

Dari data survey ini terlihat bahwa mereka yang menggunakan obat Parasetamol, mengalami resiko untuk menderita Asma dan COPD yang lebih tinggi. Dan pada penggunaan Parasetamol rutin setiap hari atau penggunaan lebih besar, dihubungkan dengan terjadi penurunan dari fungsi paru. Sedang pada obat Aspirin dan Ibuprofen, tidak terlihat adanya gangguan dari paru.

Penelitian yang dilakukan pada hewan, dosis tinggi dari Parasetamol akan menurunkan kadar dari salah satu antioksidan yang penting, yaitu Glutathion, yang ada pada jaringan paru. Jadi, kemungkinan gangguan paru yang terjadi akibat pemakaian rutin Parasetamol disebabkan karena terjadi penurunan Glutathion, yang menyebabkan peningkatan resiko dari kerusakan jaringan paru dan peningkatan dari penyakit pernafasan. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa penggunaan Parasetamol dapat meningkatkan resiko yang berat bagi penderita asma.

Bahaya Parasetamol atau yang disebut juga Asetaminofen, ternyata tidak hanya menyerang paru-paru saja, termasuk juga ginjal bila digunakan dalam waktu yang lama. Kebiasaan menggunakan Parasetamol, terutama bagi kaum wanita untuk menghilangkan nyeri seperti pada saat haid, dinilai sangat membahayakan. Penelitian ini dilakukan terhadap 1.700 wanita yang diteliti selama lebih dari 11 tahun, yang mengalami penurunan fungsi filtrasi ginjal sebesar 30 persen. Dari penelitian terlihat bahwa wanita yang mengkonsumsi Parasetamol
sebanyak 1.500 - 9.000 butir selama hidupnya, berisiko untuk mengalami gangguan ginjal sebesar 64 persen.

Sedangkan untuk mereka yang mengkonsumsi lebih dari 9.000 tablet, risiko ini meningkat hingga dua kali lipat. Tapi penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara gangguan fungsi ginjal dengan Aspirin atau obat pereda nyeri/inflamasi lainnya seperti golongan anti inflamasi non-steroid. Penelitian ini bukan untuk menghentikan penggunaan Parasetamol. Tapi untuk berhati-hati dalam menggunakannya untuk jangka panjang. Selain itu bagi para peneliti, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan pengobatan lain
dalam mengatasi rasa nyeri, yang tidak berbahaya bila digunakan untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya ....

Madu Membuat Badan Bugar

Posted by Unknown Sep 9, 2013 0 komentar
Banyak cara untuk bugar. Cara terbaik tetap dengan olahraga yang teratur..Sebagai suplemen, minumlah madu. Karena madu merupakan makanan istimewa untuk kebugaran dan kesehatan tubuh.Madu ternyata, tidak hanya nikmat diminum. Si kental manis asam ini juga baik untukkesehatan tubuh pengonsumsinya. Bahkan, ia sudah mulai dilirik sebagai bahan obat..Padahal, sebenarnya madu merupakan cadangan pakan bergizi tinggi bagi anak-anak lebah..Wajar kalau kemudian madu dimasukkan ke dalam kelompok bahan makanan bergizi oleh manusia.

Madu merupakan cairan alami yang enak dan manis. Madu juga dinilai sebagai makanan istimewa untuk kebugaran tubuh. Bahkan, mampu menjaga lestarinya kemampuan seksual seseorang. Menurut sumber kepustakaan, setiap 1.000 g madu bernilai 3.280 kalori. Nilai kalori 1 kg madu sama dengan 50 butir telur atau 5,575 l susu, atau 1,680 kg daging. Sejak ribuan tahun lalu, madu sudah dikenal sebagai sumber pakan berkhasiat.

 Khasiat madu amat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi. Yakni fruktosa 41%, glukosa 35%,
dan sukrosa 1,9%. Serta unsur kandungan lainnya, seperti tepung sari ditambah berbagai enzim pencernaan. Lalu ada vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, antibiotika, dan lainnya. Meski sama manisnya, perlakuan tubuh manusia terhadap madu yang manis itu berbeda dibandingkan dengan gula atau gula pasir. Madu dapat diproses langsung menjadi glukogen, sedangkan gula harus diproses terlebih dulu oleh enzim pencernaan di usus. Dengan demikian, tubuh manusia bisa lebih cepat merasakan manfaat madu dibandingkan dengan
gula pasir.

 Dari beberapa hal itu, rasanya bisa disimpulkan kalau madu bisa memberikan manfaat sangat penting dalam kehidupan manusia.  Dalam penggunaan sehari-hari, selain diminum dan dicicipi langsung, madu biasanya dipakai dalam industri susu bubuk, pabrik jamu, juga industri bahan makanan, misalnya untuk campuran roti, kue-kue, dan lainnya. Termasuk pula sebagai salah satu bahan makanan dalam kaleng, sirup, dan sebagainya. Sayangnya, konsumen umumnya masih buta tentang mutu madu yang baik. Apalagi berbagai
kemasan madu yang ada di pasaran jarang mencantumkan kandungan apa saja yang terdapat pada madu dalam botol itu. Seandainya dicantumkan pada kemasan, tetap saja sulit untuk mengetahui benar tidaknya kandungan 11 unsurnya, sebagai parameter yang ditentukan dalam Standar Industri Indonesia atau SII 0156-86.

Penelitian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Industri Hasil Pertanian Bogor pada 1991 menyimpulkan, mutu madu produksi Indonesia, umumnya masih berada di bawah ketentuan SII. Lebih mengejutkan lagi,hasil penelitian yang dilakukan Laboratorium FMIPA Universitas Brawijaya Malang pernah menyimpulkan bahwa mutu madu produksi petani peternak secara umum, lebih baik dibandingkan dengan madu yang dijual di toko-toko, dengan segala kemewahan merek dan kemasannya.

Di sinilah perlunya peran para ahli untuk memberikan berbagai syarat madu yang memenuhi standar secara jelas dan ringkas, sehingga mudah diserap masyarakat luas. Di lain pihak perlu adanya itikad baik dan kejujuran dari para produsen serta penjual madu, sehingga berbagai macam madu yang beredar di pasaran tidak membingungkan kualitasnya. Dalam perkembangan lebih lanjut, manusia menemukan produk lebah yang lebih hebat dibandingkan dengan madu, yaitu royal jelly alias susu ratu. Dalam beberapa penelitian, royal jelly memberikan petunjuk, katanya bisa menggantikan sel-sel tubuh yang mati, serta memelihara kebugaran tubuh. Juga disebut-sebut, lagi-lagi katanya mampu mempertahankan keperkasaan lelaki.
Bahkan, beberapa ahli lebah madu di Eropa kini kabarnya sedang meneliti kemungkinan royal jelly untuk mengobati penderita leukemia, kanker, dan AIDS.


Madu konon bisa menggantikan antibiotika bagi pasien pengidap kanker, juga menyembuhkan  efek sampingan prosedur kuratif, dan obat rematik. Sedangkan venom atau racun lebah dapat untuk mengobati prostatitis kronis dan wasir. Juga dapat merehabilitasi pasien berpenyakit jantung, penyakit kulit, tukak lambung, luka bakar, dan sebagainya. Dalam suatu seminar internasional di Swis, tahun 1995, para peneliti dan ahli apiterapi juga ahli farmasi menyatakan dirinya siap bekerja sama secara internasional, untuk
mengembangkan produksi obat-obatan dari produk lebah madu dan royal jelly.

Royal jelly yang disebut susu ratu, sebenarnya bukan susu. Apalagi madu yang dihasilkan sang ratu lebah. Itu sebetulnya bahan makanan khusus untuk ratu lebah. Diduga karena terus-menerus makan royal jelly, queen bee itu bisa berumur antara 5 - 6 tahun. Sejak 1922, seorang peneliti dari Prancis telah merekomendasikan royal jelly untuk pengobatan. Meski begitu sampai saat ini berbagai unsur yang terkandung di dalamnya belum bisa diketahui seluruhnya. Royal jelly yang manis agak kecut tetap merupakan misteri yang
menggoda para ilmuwan.

Selebihnya, masih banyak laporan penelitian tentang berbagai produk lebah yang menunjukkan hasil positif untuk pengobatan, baik setelah mengonsumsi madu, tepung sari atau polen, maupun royal jelly. Sayangnya, kenyataan itu sulit diterima organisasi kesehatan dan perguruan tinggi kedokteran di beberapa negara dengan alasan kurangnya bukti ilmiah. Setidaknya, begitulah antara lain pernyataan pakar apiterapi dari Jerman.

Baca Selengkapnya ....